"sumber gambar : https://kabarsiger.com/read/who-pap arkan-pedoman-new-normal-kalahkan-covid-19" |
Covid 19 mengantarkan dunia pendidikan
era baru. Tak dapat dipungkir kita bersama tahu, dunia pendidikan sebelum covid
19 atau sistem pemerintah sebelum covid 19 masih serba manual. Dokumen atau
pengarsipan berbasis kertas, semua pertemuan bersifat tatap muka.
Sudah hampir dua bulan Indonesia menyatakan
siaga terhadap covid 19. Hal demikian berarti pemerintah dan masyarakat harus
bersiap untuk melaksanakan pola hidup baru. Pola menjaga kebersihan dengan
masker dan cuci tangan serta yang lainnya. Pola komunikasi via virtual dan pola
pengarsipan via digital.
"sumbet gambar : https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/12/071400823/ virus-corona-di-indonesia-bikin-masyarakat-panik-ini-sebabnya" |
Fase kegugupan dan kepanikan kolektif
Fase kegugupan dan kepanikan
kolektif adalah kondisi dimana kebanyak orang mengalami kegugupan serta kepanikan
dalam berpikir, bertindak, dan mengambil keputusan. Ini sangat terlihat jika
kita mau mengamati betul kondisi negeri ini. Dimulai kebijakan publik yang
diambil pemerintah atau keputusan masyarakat memborong barang-barang yang kita
kenal dengan istilah panic buying.
Pada fase satu sampai dua minggu
kita sering melihat hal itu. Dalam level masyarakat dan dalam perpektif psikologi
sosial agaknya dapat dimaklumi. Karena pengetahuan yang minim tentang apa yang
dihadapi tentu menimbulkan bayangan atau pemikiran yang tidak-tidak. Dan diperparah
dengan oknum-oknum nakal yang memanfaatkan kesempitan ini misalnya para
penimbun masker tentulah kita menjadi-jadi.
Kegugupan dan kepanikan juga bisa
terjadi karena tidak ada antisipasi yang tepat. Selama ini kita masih begitu
nyaman dengan “budaya manual” karena
kita berada dalam kondisi normal. Dan malas bergeser untuk melakukan percepatan
pembiasaan terhadap teknologi.
"sumber : https://www.experd.com/id/articles/2020/04/1399/the-new-normal-berubahnya-gaya.html" |
Memahami istilah New Normal
Roger McNamee adalah orang
pertama yang menggunakan istilah “New Normal”. Menurut Roger McNamee, “New
Normal atau normal baru adalah waktu dimana kita kemungkinan bersedia bermain
dengan aturan baru dalam waktu yang panjang.”
Dalam kondisi pandemik new normal
dapat diartikan kesanggupan kita menjalani pola kehidupan dengan aturan-aturan
baru. Seperti aturan kesehatan dan pola interaksi.
Fase menuju new normal
Banyak orang mulai lelah
mendengarkan informasi di berita tentang perkembangan penyebaran pandemik covid
19. Hingga memutuskan untuk tidak terlalu intens menyimak siaran soal pandemik.
Bekal informasi yang didapat selama
karantina mandiri menimbulkan kepercayadirian yang bertambah. Dan perlahan
membentuk pola baru yang lebih ramah (baca : tepat) terhadap pandemik ini. Seperti
cuci tangan, tidak berjabat tangan, jaga jarak, mengunakan masker dan lain
sebagainya.
Dengan kemapanan dari segi
informasi dan kedisiplinan menjaga pola hidup untuk langkah prefentif
penyebaran pandemik. Masyarakat menjadi cukup confident (percaya diri). Dan
kini masyarakat menjadi lebih terbiasa untuk mengeksplorasi teknologi di sekitanya.
"sumber gambar : https://jurnaba.co/dunia-pendidikan-di-era-new-normal-life/" |
Menuju New Normal Pendidikan
Penyesuain juga terjadi dalam
dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan, kita mengenal tiga kompenen
pendidikan yang berfungsi sebagai penopang perkembangan siswa. Tiga komponen
itu adalah sekolah, rumah dan lingkungan.
Namun selama ini kita sering
melihat kegiatan belajar di sekolah menjadi lebih mendominasi dibandingkan dua
komponen pendidikan lainnya. Sebagai point sertal pendidikan, beban guru dalam
pendidikan cukup serius. Selain memperkaya pengetahuan siswa, guru juga diharus
untuk membimbing dan menanamkan karakter pada tiap siswa.
Dalam kondisi pandemic, fungsi
guru untuk memperkaya informasi siswa tentang segala hal tergantikan dengan
baik oleh teknologi. Dengan mesin pencari virtual siswa dapat mengetahui segala
hal yang harus mereka ketahui. Baik itu dengan bimbingan orang tua atau secara
mandiri.
Namun yang menjadi kemelut adalah
peran guru dalam menanamkan karakter pada siswa. Guru yang sudah mengalami
kesulitan di fase normal dalam hal penanaman karater yang diakibatakn desinegritas
antara sekolah dengan dua komponen lain. Kini harus berfikir bagaiman cara
melakukan penanaman karakter tanpa tatap muka secara langsung. Tentu amat sulit
untuk dilakukan.
Tentu kini pendidikan tidak bisa
menumpukan segala hal masalah itu pada guru. Harus pula mampu menghadirkan
kurilukum pendidikan berbasis keluarga. Keluarga adalah ekosistem terkecil dan
pertama yang hadir dan dipahami siswa. Serta disana siswa melakukan pengamatan
dan pembiasaan dengan intens.
Penanaman karakter di era pandemic menuju new normal
Setelah lebih dari satu bulan,
dimasa karantina madiri para orang tua kini sudah sadar peran dan fungsi. Sering
kali mereka melakukan bimbingan belajar kepada anak-anak. berbagi tugas dan
tanggung jawab di rumah dan lain sebagainya. Hal ini adalah penanaman karakter
terpenting. Sebagai mana harapan para orang tua. Bukankan setiap orang tua
berdoa agar anaknya berguna bagi keluarganya.
Ke depan mungkin di pada fase new
normal pendidikan akan berjalan kembali seperti biasanya. Pembelajaran di
sekolah bersama dengan guru. Dengan berbagai persyaratan mulai dari pengurangan
jumlah siswa dalam satu kelas, sampai budaya hidup sehat dan bersih.
Namun yang terpenting jangan
sampai di era new normal dalam dunia pendidikan, peran orang tua sebagai guru
di rumah dan peran guru sebagai konsultan pendidikan anak untuk orang tua di
rumah sampai hilang. Dan berakibat kepincangan fungsi dan peran tiga komponen pendidikan.
Hingga menyebabkan sekolah kembali menjadi komponen tunggal karena ketidak
aktifan peran dua komponen lainnya.
Penulis : suri
Sangat menerima masukan silahkan komentar di kolom komen.....
terimakasih.
terimakasih.
Bagus sekali tulisannya, lumayan mewakili apa yang ada dipikiran-pikiran Dan belum sempat menuangkannya. Senang sekali Saya membaca tulisan,tetap terus Memginspirasi ya ibu.
ReplyDeleteSama-sama :) semoga dapat sering berkunjung di website kami...
Delete