26 November 2022 Lokakarya 1 Guru Penggerak dilaksanakan. Kegiatan ini dibagi dalam beberapa tempat dan saya serta banyak guru lainnya mendapatkan bagian di SMP 103 Jakarta. Sekolah ini terletak di kompleks militer Kopassus. Tempatnya tenang dan asri. Tempat yang jarang dimiliki sekolah-sekolah di Jakarta yang pandat penduduknya.
Sebelum jauh membahas pengalaman
saya di lokakarya satu ini. Pada tulisan ini saya akan bagi menjadi empat
bagian. Pertama adalah Peristiwa, Perasaan, Pembelajar an, dan Penerapan
kedepan. Oiya FYI tulisan ini bukan
untuk tugas apapun, tujuan tulisan ini hanya berbagai informasi sekaligus
dokumentasi pribadi peristiwa yang terjadi.
Peristiwa
Saya tiba di lokasi pukul 06.15.
Belum banyak orang yang hadir bahkan tidak ada peserta yang hadir jam segitu.
Beberapa orang yang saya temui juga kebingungan saat saya tanya kegiatan yang
akan berlangsung, ternyata yang saya tanya adalah siswa-siswa SMP 103 yang
mungkin sedang ada kegiatan ekstra kulikuler.
Namun syukur tak lama salah satu
pengajar ptaktik tiba dan tak sengaja bertemu. Dari arahannya saya tahu dimana kelas saya berada. Ketika tiba di kelas, pintu masih tertutup dan bangku masih
di atas meja. Menikmati luangnya waktu, saya nonton youtube dan setelah itu saya
menurunkan bangku-bangku dari atas meja dengan arahan caraka.
Waktu seperti lambat berjalan,
jenuh menjalar mendorong untuk bergerak. Bermodal informasi dari petugas
keamanan saya mencari tukang kopi. Di Cijantung memang tak mudah cari tukang
kopi. Untungnya di sebelah gedung ada tukang kopi gerobak yang sudah buka.
Pengajaran praktik baru masuk ke
kelas pukul 07 lebih. Beberapa Calon guru penggerak berdatangan satu persatu.
Hari ini, tiga kelompok Calon Guru Penggerak digabung jadi satu kelas. Walhasil
kami harus berkenalan dan beradaptasi dengan teman-teman baru.
Sebelum memulai pelajaran kami
dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan pengajar praktik. Pembelajaran
dimulai dengan perkenalkan diri dan permainan untuk saling kenal. Lalu materi
nilai, peran, dan kompetensi guru penggerak. Kemudian materi tentang komunitas
praktik.
Disela materi kami juga diberi
waktu untuk istirahat. Memulai pembelajaran sesi siang kami mulai dengan
permainan. Dan pembelajaran diakhir dengan refleksi diri tentang komunitas
praktisi.
Perasaan
Pada kegiatan ini saya mulai
dengan penuh semangat. Dibalut refleksi diri bersama pengajar praktik pada
momen pendamping individu beberapa hari sebelumnya. Selain itu malam hari
sebelum lokakarya kami juga sempat berkumpul virtual dalam ruang kolaborasi.
Namu perasaan itu tak berlangsung
lama karena muncul rasa khawatir. Perasaan itu muncul ketika saya sadar banyak
orang baru yang berkumpul di kelas. Itu artinya saya harus membaca ulang
karakter mereka dan berhati-hati dalam berargumen.
Hal ini saya lakukan ketika
perkenalan pertama. Ketika salah satu pengajar praktik yaitu Pak Filemon
meminta semua secara bergiliran untuk memperkenalkan diri dengan pertanyaan
"pengalaman paling berkesan"
Pada momen itu saya
memperkenalkan diri sebagai seorang guru dari sekolah asal. Dan pengalaman
berkesan adalah ketika saya mengajar di Sulawesi Tenggara yang secara fasilitas
jauh tertinggal dari pendidikan di Jakarta namun anak-anaknya memiliki semangat
yang jauh lebih tinggi dibandikan anak Jakarta. Perkenalkan itu cukup berbeda
ketika yang lain bicara suka duka tapi saya malah menyampaikan kritik realitas
timpangnya pendidikan nasioal. (Waduh, tapi memang momen perkenalkan agar
diingat, kan hari berbeda ya. Kalau sama semua susah bedainnya)
Selanjutnya perasaan khawatir
mulai sirna berganti rasa nyaman dan santai hiingga menjadi semangat baru.
Bahkan di permainan "koboy berkenalan" saya sampai juara tiga. (Saran
saja mungkin lain waktu ada sertifikat jika menang permainan di kelas ya)
Perasaan itu bertahan sampai
materi satu ketika kami harus berkolaborasi kembali perkelompok PP. Kami
merumuskan peran guru penggerak yang sudah dan akan kami lakukan.
Pada kegiatan selanjutnya saya
mencoba menerapkan sistem otak luhur yaitu memberi jeda untuk menganalisis.
Pada permainan sibuta cari bola kelompok kami awalnya juara dua, lalu juara
tiga, dan terakhir karena evaluasi matang kami dapat juara satu.
Setelah itu materi classical dan
istirahat siang. Masuk ke kegiatan siang kelas dimulai dengan pengertian dan
langkah membuat komunitas praktisi. Inilah pelajaran baru dan inti dari
lokakarya dua ini.
Sebelum masuk ke refleksi tentang
komunitas praktisi kami diberikan permainan "tebak kali jari". Pada
momen ini saya juga menjadi juga tiga dengan prinsip otak luhur. Sebenarnya
juara satu jika tidak dibuat peraturan baru. (Hahahaha maaf ya ibu bapak yang
ndongkol, aku hanya berpikir out off the box rice).
Setelah games ini kami dipencar
menjadi kelompok level tingkatan. SD, SMP, SMA. Di momen ini akhirnya saya
merasa lebih membaur dengan peserta yang lain. Hingga pada akhir kegiatan saya
mendapatkan keuntungan jaringan yang luar biasa. Khawatir berubah menjadi
syukur, luar biasa betul.
Melalui lokakarya satu ini saya
bertemu banyak artis pendidikan yang biasanya jadi pemateri. Om Wijaya atau Om
Jay yang akrab ketika istirahat di musolah. Bu Lia pemateri kementerian yang
akrab ketika momen diskusi terakhir. Dan Pak Tarno yang belum sempat saya minta
foto dan no hpnya. Saya bersyukur telah hadir di momen lokakarya dua.
Pembelajaran
Kegiatan dari pagi sampai sore
ini tentu penuh dengan materi. Pola kegiatan yang tidak monoton dapat membuat
para peserta tidak ngatuk. Walaupun di kelas tidak disediakan kopi seperti
lokakarya nol. Materi pertama kita diajak untuk mengingat nilai, peran, dan
kompetensi guru penggerak. Materi-materi ini sudah dipelajari pada modul 1.2.
Nilai guru penggerak yang terdiri
lima nilai. Pertama berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan
inovatif. Untuk penjabarannya bisa langsung cek di Aksi
Nyata Modul 1.2 Sementara Peran guru penggerak diantaranya pemimpin
pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, kepemimpinan
murid, dan menggerakkan komunitas praktisi.
Dari nilai dan peran ini dikategorikan menjadi empat kompetensi. Pertama adalah kompetensi pengembangan diri dan orang lain. Kedua kepemimpinan pembelajaran. Ketiga, kepemimpinan manajemen sekolah. Dan yang terakhir kepemimpinan pengembangan sekolah.
Untuk mencapai kompetensi guru
penggerak seseorang harus menjiwai nilai guru penggerak serta mengejawantahkan
peran guru penggerak.
Setelah pembahasan tentang nilai,
peran, dan kompetensi selesai. Semua peserta diminta untuk menuliskan masalah
yang dihadapi di sekolah selama berjalannya guru penggerak. Dan secara acak
kami diminta memberikan solusi dari masalah yang hadir.
Pada kegiatan ini hal yang dapat
dipetik adalah setiap masalah ada jalan keluarganya. Kadang kita hanya perlu
mengenali dan mengkomunikasikan masalah yang hadir. Kemudian masuk ke kegiatan
inti. Materi yang baru bagi saya yaitu komunitas praktisi. Pertama tentang
karakter komunitas praktisi. Dan cara merawat komunitas praktisi.
Sebuah komunitas praktisi
memiliki beberapa karakter yaitu domain, komunitas, dan praktik. Ketiganya
menjadi karakter wajib dari sebuah komunitas praktisi. Domain berarti kesamaan
yang menjadi penting. Meminjamkan istilah Benedict Anderson tentang imagined
communities. Sebuah komunitas dibentuk dari samaan ide dan perasaan senasib.
Kedua, komunitas. Komunitas yang
dimasuk adalah regulasi yang disepakati bersama. Dalam sebuah kelompok, rambu
dan aturan sangat penting untuk komunikasi. Terakhir adalah praktik. Praktik
yang dimaksud adalah pengetahuan yang dibagikan dan dikembangkan sebagai hasil
kegiatan. Hasil ini yang nantinya akan menjadi branding untuk jadi daya tarik
rekruitmen anggota baru.
Selanjutnya adalah tahapan
pengembangan komunitas praktisi. Ada beberapa fase yang secara garis besar kita
harus ketahui. Fase pertama adalah merintis. Pada fase ini seorang penggerak
harus membangun percakapan awal, menemukan pengikut pertama, dan membangun
percakapan bermakna.
Fase kedua adalah fase
menumbuhkan. Fase ini adalah fase dimana sebuah komunitas praktisi
menyebarluaskan mengetahuan dan praktik baik yang dilakukan. Ada beberapa
kegiatan pada fase ini pertama adalah menyelenggarakan pertemuan rutin. Kedua
mendorong dan mendampingi anggota komunitas dalam penerapan hasil belajar. Dan
ketiga adalah mendokumentasikan dan menyebarluaskan hasil belajar.
Fase kegiatan adalah fase merawat
keberlanjutan. Fase ini adalah memastikan praktik baik terus belajar. Beberapa
kegiatan pada fase ini adalah mengembangkan anggota menjadi penggerak komunitas
praktik. Menginisiasi kolaborasi, dan menyelenggarakan proyek kegiatan murid.
Beberapa tantangan yang akan
dihadapi seorang penggerak secara umum ada empat yaitu manajemen waktu, cara
berkomunikasi, mengolah energi yang dimiliki, dan mengola emosi.
Inilah beberapa materi yang dipelajari. Setelah memahami tentang materi komunitas praktisi. Secara individu para calon guru penggerak diminta menginventarisir organisasi yang mereka ikut. Kemudian melakukan pemetaan kebermanfaatan dan hal yang bisa serta akan dikembangkan pada komunitas praktisi yang diikuti.
Permainan
Pada bagian pembelajaran saya
juga sertakan permainan-permainan yang dipimpin para pengajar praktik. Materi tentang
permaian menurut saya juga wajib dicatat. Karena permainan dibutuhkan untuk
mencairkan suasana atau menyegarkan pikiran agar kembali fokus Saya tuangkan di
sini sebagai catatan mungkin bisa dijadikan ice breaking di lain kesempatan.
Kenalan berantai. Perkenalkan
dimulai dari orang yang mengendalikan kegiatan. Kemudian orang tersebut
menunjuk satu orang di rungan tersebut secara random untuk mengenalkan dirinya.
Kemudian orang kedua setelah memperkenalkan diri, ia juga harus menunjuk
peserta lain secara random. Kegiatan akan berulang sampai semua orang
memperkenalkan diri.
Koboy berkenan. Cara berkenalan
dengan permainan ini cukup memancing keaktifan. Para pemain harus mengenal dua
orang disamping kanan dan dua orang di samping kiri. Pertama semua orang harus
membuat lingkaran besar. Pemandu akan bertindak sebagai koboy yang menunjuk
secara random. Orang yang ditunjuk nantinya
harus jongkok dan orang yang ada di kanan dan kiri orang yang jongkok
harus beradu cepat saling tembak dengan menyebutkan nama. Orang yang namanya
lebih awal disebutkan harus keluar dari
lingkaran.
Permainan selanjutnya sibuta cari
bola. Berbeda dengan permainan lain. Permainan ini mengandalkan kerjasama tim.
Semakin banyak orang dalam satu tim maka tingkat kesulitan semakin sulit.
Aturan mainnya adalah semua orang harus ditutup matanya kecuali orang paling
belakang.
Tugas orang paling depan adalah
mencari bola dengan warna yang telah disepakati. Orang paling akhir harus
memberikan kode yang tepat untuk memberikan informasi bila bola yang dipegang
orang paling depan adalah warna yang tepat. Jika sudah tepat maka bola dioper
kebelakang. Pemenangnya adalah kelompok yang paling cepat mengumpulkan bola.
Permainan terakhir adalah tebak
jari kali. Permainan ini adalah permainan individu. Setiap orang dibagi menjadi
pasangan dan suit dengan satu tangan. Pemenang adalah yang tercepat menghitung
perkalian dari jari yang terbuka.
Penerapan kedepan
Ada beberapa target yang saya
rencanakan kedepan mulai dari terus menginternalisasikan nilai guru penggerak.
Menerapkan peran guru penggerak. Dan Meningkatkan kompetensi guru penggerak.
Selain itu ada beberapa target
jangka pendek yang akan cara coba terapkan. Mencoba menerapkan fase merintis
dalam komunitas praktisi. Mencoba mencari frekuensi yang sama dengan rekan
sejawat.
Demikian pengalaman saya dalam
lokakarya satu yang betabur artis pendidikan. Semoga saya bisa mengamalkan
ilmu-ilmu baru yang saya dapat.
Guru bergerak, Indonesia Maju.
Tergerak, Bergerak, dan Menggerakan