Waiting For Freedom
Oleh : M. Syafiq Mufti2 Maret 2020, kita mendapatkan kabar yang tidak membahagiakan. Pasalnya kita mendapat kabar bahwa virus Covid-19 yang mematikan dan berasal dari Wuhan, China telah sampai ke Indonesia. Banyak warga Indonesia dari berbagai daerah panik karna kabar tersebut. Sekolahpun diliburkan selama 2 Minggu. Sebagai pelajar, libur dengan jangka waku yang panjang merupakan hal yang menggembirakan. Tapi libur kali ini tidak seperti libur seperti biasa, kita terpaksa harus mengisolasi diri di dalam rumah tanpa di perbolehkan ke luar rumah. Hal ini dilakukan agar kita semua terhindar dari virus mematikan itu.
Dari yang hanya libur 2 Minggu, menjadi semakin panjang karna peningkatan kasus Covid-19 yang sangat pesat. Pada saat itu Pemerintah mengadakan program PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang menghimbau rakyatnya untuk jangan keluar rumah dan membatasi jumlah orang yang memasuki suatu tempat. Seluruh warga di Indonesia juga di himbau untuk mengenakan masker dan hand sanitizer untuk menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penularan Covid-19. Seiring berjalannya waktu, kami, khususnya para pelajar merasa bosan, banyak pelajar yang meminta pemerintah untuk segera membukakan sekolah secepatnya. Aktivitas tenaga pekerja di perkantoran, guru hingga orang orang yang menjalani karirnya di media sosial menjadi terhalang oleh wabah ini.
Karna wabah ini menyebabkan Pandemi dan membuat banyak orang kehilangan aktivitas mereka, termasuk saya dan itu membuat saya mengetahui banyak pengalaman dari orang berbeda beda. Contoh dari yang sering saya lakukan adalah menonton Youtube. Banyak Content Creator yang biasanya membuat konten di laur rumah jadi tidak bisa membuat konten lagi. Mereka mencari berbagai solusi agar bisa mempertahankan karir mereka di YouTube, hingga akhirnya banyak dari mereka yang biasanya membuat content sekarang beralih menjadi Live Streamer dan mencari duit dari hasil mereka Live Stream setiap malamnya.
Dan juga banyak para tenaga pekerja yang kehilangan pekerjaannya karna banyak perusahaan mengalami kerugian besar karna pandemi ini dan itu menjadi kabar buruk bagi para tenaga pekerja. Tak sedikit dari mereka yang kehilangan pekerjaannya, ada yang bangkit kembali dan membuat usahanya sendiri dan ada juga yang tidak bisa kembali bekerja. Begitu banyak dampak buruk dari kejadian ini, tapi ada juga loh dampak baiknya. Seperti pandemi ini menjadi salah satu cara kita untuk mengingatkan kepada semua orang betapa pentingnya usaha pencegahan dan pentingnya gotong royong dan juga karena pandemi ini lapisan ozon bumi kita juga membaik loh.
Pada akhirnya kami para pelajar yang semula belajar secara normal di sekolah kami, sekarang kami harus menjalani masa sekolah kami pada tahun 2020 di rumah masing masing. Banyak sekali perubahan yang saya pribadi rasakan saat belajar di rumah, banyak pelajaran yang seharusnya asik untuk di pelajari menjadi kurang asik karna cara mempelajarinya berubah. Biasanya saya mempelajari pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga (PJOK) di lapangan dengan teman teman, sekarang saya harus mempelajari dan mengerjakan tugas pelajaran tersebur di lapangan, sendirian dan ditemani oleh kamera yang digunakan untuk merekam diri saya mempelajari olahraga sebagai bukti bahwa saya telah mengerjakan/mempelajarinya. Sama halnya dengan Seni Budaya Keterampilan, biasanya saya dengan teman teman mempelajari dan mempraktekan pelajaran tersebut di dalam sebuah ruangan luas dan mempelajarinya bersama sama, dan sekarang kami hanya bisa merekam diri saya di dalam kamar yang sempit.
Semua kegiatan di lakukan via online dari mengumpulkan tugas di Google Classroom dan pertemuan melewati aplikasi “Zoom” atau “GoogleMeet”. Ada beberapa anak khususnya teman teman yang ada di lingkungan saya yang kurang memahami materi buku karena banyak sekali kendala yang kami alami semasa belajar dari rumah ini. Mulai dari kehabisan kuota, mati listrik, baterai Handphone habis dan sebagainya. Banyak juga siswa yang komplain tentang gurunya yang jarang menerangkan materi yang setidaknya dilakukan via zoom atau google meet dan hanya memberi tugas dan materi tertulis yang belum tentu kami baca. Banyak teman saya yang mengatakan bahwa mereka jauh lebih bisa menangkap suatu materi jika seorang guru menerangkan secara langsung kepada siswanya walau bukan tatap muka.
Hari hari berlalu sampai pada tanggal 17 Agustus 2020, Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke 75 tahun. Hayo, siapa di antara kalian yang tidak bisa merayakan hari besar ini karna terhalang oleh PSBB yang harus kalian patuhi untuk menjaga tubuh kalian agar terhindar dari virus Covid-19?. Ya, banyak sekali orang yang kecewa karna tidak bisa merayakan hari kemerdekaan ini dan salah satunya….. bukan saya. Di hari kemerdekaan itu saya dan beberapa teman saya di tunjuk sebagai panitia perlombaan 17 Agustus di perumahan yang saya tinggali dan itu merupakan pengalaman yang tak pernah saya duga, dan tentu saja lomba pada saat itu tidak se asik lomba lomba 17 Agustusan yang sebelum sebelumnya. Kami harus membuat, merencanakan dan memastikan keamanan dan kebersihan dalam lomba tersebut agar bisa memenuhi protokol kesehatan, banyak sekali lomba yang sudah menjadi seperti tradisi di Indonesia yang aklau tidak ada lomba itu di 17 Agustusan, maka 17 Agustusan tidak akan menjadi sebuah perayaan yang seru, seperti contohnya balap karung di hapuskan, membawa telur dengan sendok yang di gigit di mulut juga di hapuskan, dan….. lomba makan kerupuk juga di hapuskan karna kami takut lomba lomba tersebut tidak memenuhi standar protokol kesehatan.
Hari hari berlalu dengan sangat cepat, pada bulan Desember sekolah kami mengadakan lomba tahunan, yaitu class meeting. Banyak siswa yang mengikuti lomba tersebut dengan suka rela dan atas kemauan sendiri, ada juga yang mengikutinya karna di paksa dan terpaksa, saya contohnya. Saya terpaksa mengikuti salah satu lomba agar memenuhi syarat agar tidak kena denda, ya, jika ada 1 kelas yang tidak mengikuti 1 lomba, maka 1 kelas itu harus membayar denda sebesar Rp 5.000,- per 1 lomba yang tidak diikuti. Dan tentu saja lomba lomba yang di adakan tidak seramai yang biasanya. Biasanya kan Class Meeting itu lombanya beragam dan sangat banyak ya, sepak bola, hias kelas, Fashion show, memanah, menyelami sungai amazon, mendaki gunung Everest, memburu undur undur, gitu gitu lah, banyak deh yakaaaan. Tapi di Class Meeting ini, khususnya di sekolah saya, lombanya tidak terlalu banyak lomba yang di adakan, hanya lomba catur, quiz Bahasa Inggris, membuat video kreatif dan video pendapat tentang pandemi ini.
2021 telah tiba!!! “YEAY, akhirnya kita kembali ke sekolah, aku bisa bertemu teman teman, musuh, gebetan, rival, ibu kantin, hewan, tanaman, alien dan semuanya”. E-tapi tidak, di tahun 2021, awal Januari, kami masih belum di perbolehkan masuk sekolah karna……. Entahlah mungkin masih terlalu berbahaya untuk melakukan aktivitas berkelompok seperti ke sekolah, dan tentu saja itu kabar buruk.
Untuk seluruh siswa di Indonesia, tetap semangat, saya tau ini memang membosankan, its true, saya juga merasakannya tapi memang tak ada pilihan lain, kita jalani saja dan tetap patuhi protokol kesehatan karna buat apa kalian maunya sekolah cepat dibuka tapi kalian sendiri tidak mematuhi protokol kesehatandan malah memperbanyak kasus penularan Covid-19.
Untuk bapak bapak dan ibu ibu yang mungkin sudah kehilangan pekerjaannya, saya harap bapak bapak dan ibu ibu tetap sabar dna di beri ketabahan serta di beri jalan oleh Tuhan yang Maha Esa agar tetap bisa menjalani hidup dan menghidupi keluarga
Untuk seluruh siswa di Indonesia, tetap semangat, saya tau ini memang membosankan, its true, saya juga merasakannya tapi memang tak ada pilihan lain, kita jalani saja dan tetap patuhi protokol kesehatan karna buat apa kalian maunya sekolah cepat dibuka tapi kalian sendiri tidak mematuhi protokol kesehatandan malah memperbanyak kasus penularan Covid-19.
Untuk bapak bapak dan ibu ibu yang mungkin sudah kehilangan pekerjaannya, saya harap bapak bapak dan ibu ibu tetap sabar dna di beri ketabahan serta di beri jalan oleh Tuhan yang Maha Esa agar tetap bisa menjalani hidup dan menghidupi keluarga
Untuk guru guru, jangan kasih tugas banyak banyak, berilah kami pemahaman, ajaklah murid murid untuk sering sering bertatapan walau tak langsung dengan ibu atau bapak, karna sebagian besar murid begitu bu/pak, jika takut anak muridnya tidak memiliki kuota yang cukup, setidaknya buatlah video yang berisikan materi yang ingin ibu sampaikan, apalagi kalua yang buat videonya ibu/bapak sendiri bu/pak, kami lebih mudah memahami materi jika bapa/ibu menerangkan ke kami secara langsung walau tak tatap muka
Terima kasih, Thank you, Arigato, Gamsahabnida
And see u next time, maybe, keep breathing
Terima kasih, Thank you, Arigato, Gamsahabnida
And see u next time, maybe, keep breathing