Ibu bapak guru hebat, kita sebagai seorang pendidik tentunya pernah mengalami perasaan emosi yang ada pada dalam diri kita misalnya marah, kecewa, khawatir, sedih, atau bahkan stress karena tugas atau masalah yang tidak berhenti-henti.
Lalu bagaimana cara kita mengkontrol diri?
Pada artikel ini ijinkan saya, sebagai CGP untuk sedikit
mengulas tentang pembelajaran sosial emosional, begitu juga keterkaitannya
dengan materi-materi sebelumnya dalam program CGP.
Pertanyaan pematik
Apa kesimpulan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan,
sikap sebagai pemimpin pembelajaran setelah mempelajari pembelajaran sosial dan
emosional?
Pembelajaran sosial emosional
Pengertian
Pembelajaran sosial dan emosional adalah pembelajaran yang
dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi
ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan
emosional.
Tujuan
Memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk
mengelola emosi (kesadaran diri) menetapkan dan mencapai tujuan positif
(manajemen diri), merasakan dan menunjukan empati kepada orang lain (kesadaran
sosial) hingga pada akhirnya terampil dalam membuat keputusan yang bertanggung
jawab.
Pencapaian pembelajaran sosial emosional
Apa yang dimaksud dengan well being?
Well being adalah sebuah kondisi di mana individu memiliki
sikap yang positif terhadap diri sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya
dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik. Memiliki tujuan hidup
dan membuat hidup mereka lebih bermakna serta berusaha mengeksplorasi dengan
mengembakan dirinya.
5 kecerdasana sosial emosional
Kesadaran diri
Kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai
diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai
situasi dan konteks kehidupan.
Manajemen diri
Kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri
secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi.
Kesadaran sosial
Kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati
dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang berbeda,
budaya, dan konteks yang berbeda-beda pula.
Keterampilan berelasi
Kemampuan untuk membangun dan mempertahankan
hubungan-hubungan yang sehat dan suportif.
Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
Kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan yang membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangan standar-standar etis, dan rasa aman, dan untuk meng evaluasi manfaat dan konsekuensi dari berbagai macam tidakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologi (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok.
Kesadaran penuh (mindfulness)
- Perhatikan/ fokus/ atensi yang disengaja (purposeful attention)
- Sekarang (present moment)
- Rasa ingin tahu tanpa prasangka dan menghakimi
- Welas asih (compassion)
Untuk melatih kesadaran penuh bisa menggunakan teknik STOP
- S – STOP – berhenti sejenak
- T – Take a breath – ambil napas
- O – observe – observasi
- P – Proceed – lanjutkan.
Dengan teknik ini syaraf parasimpatik, menenangkan tubuh
dengan memperlambat detak jantung, menurunkan tekanan dari, mempertajam
kekuatan otak bagian atas (korteks prefontal) yang berhubungan dengan fokus,
konsentrasi dan kesadaran, sehingga akan tercipta nuasana wellbeing.
Implementasi KSE
- Pengajaran Eksplisit
- Integrasi dalam pembelajaran praktik mengajar, dan kurikulum akademik.
- Penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah
- Penguatan kompetensi sosial-emosional pendidikan dan tenaga kependidikan
Fakta penting pembelajaran sosial emosional
- Murid yang berkembang secara sosial dan emosional, pada saar yang sama mereka pun berkembang secara akademik.
- Mengabaikan perkembangan sosial dan emosional, akan membawa efek buruk secara akademik.
- Pembelajaran sosial emosional harus diimplementasikan secara sengaja.
Apa kaitan pembelajaran sosial dan emosional yang telah anda
pelajari dengan modul-modul sebelumnya?
Kaitan pembelajaran sosial emosional dengan filosofi Ki Hajar Dewantara
Melalui pembelajaran sosial emosional guru dapat menciptakan well being dalam ekosistem pendidikan di sekolah. Hingga tercipta kondisi nyaman, sehat, dan bahagia bagi murid. Hal ini sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yakni menuntun anak dengan segala kodratnya agar mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya sehingga anak menemukan kemerdekaan dalam proses belajarnya.Kaitan pembelajaran sosial emosional dengan nilai dan peran guru penggerak
Guru penggerak memiliki nilai-nilai (berpihak pada murid,
refleksi, inovatif, kolaboratif, & mandiri) untuk dapat mewujudkan pembelajaran
sosial emosional melalui perannya, yaitu sebagai mewujudkan kepemimpinan pada
murid. Melalui nilai dan perannya tersebut, guru dapat menciptakanwell being
dalam ekosistem pendidikan di sekolah, sehingga terciota kondisi nyaman, sehat,
dan bahagia bagi murid.
Kaitan pembelajaran sosial emosional dengan visi guru penggerak
Melalui pembelajaran sosial emosional yang
mengintegrasikan kelima kompetensi
sosial emosional, guru dapat mewujudkan visi yang diharapkan yaitu dapat
membentuk karakter murid yang beriman, merdeka, berekspresi, bahagia, kreatif,
mandiri dan menjadi pembelajaran sejati, sehingga terwujudnya profil pelajar Pancasila.
Kaitan pembelajaran sosial emosional dengan budaya positif
Melalui pembelajaran sosial emosional yang mengintegrasikan
kelima kompetensi sosial emosional, guru dapat mengenali dan memahami emosi
masing-masing yang sedang dirasakan, sehingga mampu mengontrol diri dan dapat
menerapkan disiplin positif secara baik sesuai dengan kesadaran diri (self awareness).
Kaitan pembelajaran sosial emosional dengan pembelajaran berdiferensiasi
Melalui pembelajaran sosial emosional, guru dapat melakukan
pembelajaran dengan menggunakan beberapa tekni antara lain:
- Identifikasi perasaan
- Identifikasi emosi
- Menuliskan ucapan Terima kasih
- Bermain peran, dan lain-lain.
Sehingga guru mampu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi
di kelas sesuai dengan kebutuhan belajar murid, guna mewujudkan merdeka
belajar.