sumber gambar pixabay hanya untuk mengilustrasikan kejadian
Cerpen - Aneh tapi nyata. (Bagian ke 2)
Orang itu mengangkat tangannya ke langit, seperti orang sedang berdo’a. Kemudian keanehan-keanehan terjadi di sekitarnya. Angin di sekitarnya seketika membentuk pusaran menuju ke tepi sungai. Kemudian angin itu menghilang. Terlihat sesuatu muncul kepermukaan sungai.
Lekaki tua itu menuju kebibir sungai, mengambil sesuatu yang
ada di sana. Jupri melihat dari kejauhan ternyata yang diambilnya adalah ikan-ikan
yang entah bagaimana cara. Ikan-ikan tersebut tidak melawan ketika diangkat
dari air. Kemudian ia kembali bersila di tempat semula.
Aneh bin ajaib lelaki tua itu bisa melakukannya tanpa
pancingan, jaring, dan alat bantu lainnya. Pasalnya sungai ini sudah terlanjut
terkenal angker dan berbahaya. Bukan hanya karena banyak makhluk halus yang
konon bersemanyam di sana, namun beberapa warga sekitar sungai juga sering
melihat sosok buaya hilir mudik di sungai tersebut.
Selanjutnya Jupri dibuat takjub lagi, manakala hewan-hewan
bermunculan dari dalam hutan. Moyet, kancil, rusa, dan beberapa jenis burung juga
menghampirinya. Berhenti tepat di harapan lelaki tua itu. Setiap hewan yang
menghampirinya pasti membawa semacam makanan, sejenis buah-buahan yang mereka
bisa bawa. Kemudian barang yang mereka bawa diletakan tepat di hapadan lelaki
tua itu.
Jupri benar-benar keheranan dengan apa yang baru saja ia
lihat. Dalam hati kecil ia berkata, “apa dan bagaimana bapak tua itu melakukan hal
tersebut?”. Seperti mendengar suara hati Jupri lelaki tua yang sedari tadi
duduk bersila, mengarahkan wajahnya ke arah pintu air, tepat dimana Jupri
berada.
Sontak Jupri kaget, merasa ketahuan karena sedari tadi
mengamati secara diam-diam kini sudah kepergok. Lekaki tua itu berdiri lalu
melambaikan tangan seolah memanggil Jupri. Jupri yang kebingungan, ia celingukan
melihat disekitarnya memastikan bahwa benar
ia yang dipanggil lekaki tua itu.
Setelah celingukan, dan memastika bahwa hanya ada dia di
sekitar pintu air. Barulah Jupri yakin bahwa lambaian tangan lelaki tua itu ditujuan
kepadanya. “Namun mengapa ia memanggil ku?”, tanya jupri dalam hatinya. Kembali
lekaki tua itu melambaikan tangannya lebih jelas kearah Jupri.
Dengan perasaan binggung, takut, dan penasaran kaki jupri
melangkah menuju sisi pintu air yang berbeda dari tempatnya datang. Menuju ke
sisi dimana lelaki tua itu berada. Sekali yakin, sekali surut, namun entah mengapa
kaki Jupri terus melangkah.
Tak butuh waktu lama, akhirnya Jupri tepat berada lima langkah
dari sang lekaki tua itu. Jupri dapat melihat dengan jelas wajahnya yang tadi
samar karena hanya melihat dari kejauhan. Lelaki tua itu meyodorkan tanganya
memberi symbol ingin berjabat tangan. Kemudian percakapanpun terjadi (bersambung)